Daun adalah organ tumbuhan yang
sangat penting dan menjadi ciri khas dari makhluk hidup bernama tumbuhan. Daun
memiliki bentuk yang beragam sesuai dengan fungsi dan sifatnya, mulai sebesar
daun pisang hingga sekecil duri kaktus. Daun itu hijau, teduh, dan memiliki
banyak pelajaran untuk optimalisasi hidup bagi mereka yang mau mengambil
pelajaran.
Daun itu mandiri. Ia tidak
menggantungkan diri pada yang lain. Karenanya ia dapat memproduksi makanan
sendiri. Daun itu cerdas. Ia pandai menyesuaikan diri. Karenanya ia dapat hidup
mulai dari di daerah segersang padang pasir hingga mengambang di atas air. Dan
daun itu produktif. Ia tidak menunggu dewasa untuk memberikan kebermanfaatan.
Karenanya ia sudah dapat melakukan fotosintesis bahkan sesaat setelah tunas itu
tumbuh.
Daun itu tidak egois. Ia tidak
hanya mementingkan dirinya sendiri. Karenanya energi dan makanan hasil
fotosintesis, dialirkan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan, tanpa kecuali. Daun
itu tahu balas budi. Ia menyadari bahwa ia ada berkat dukungan yang lain juga.
Karenanya semakin rimbun daun, semakin kokoh pula akar yang menyerap air dan
sari pati makanan, serta semakin kuat pula batang yang menyalurkannya. Daun itu
santun. Ia mengubah keburukan menjadi kebaikan. Karenanya zat asam arang yang
dapat menjadi racun melalui proses fotosintesis diubahnya menjadi oksigen dan
energi yang bermanfaat.
Daun itu pemurah.
Kebermanfaatannya dapat dirasakan luas, tidak hanya bagi tumbuhan yang
ditinggalinya. Mulai dari hewan dan manusia yang menghirup oksigen hasil
fotosintesis atau menjadikannya makanan yang menyehatkan, hingga kegunaannya
sebagai bahan obat, pembungkus dan berbagai pemanfaatan lainnya. Daun itu
indah, dengan beragam bentuk dan corak warna, menjadikan tumbuhan dan pepohonan
tampak lebih hidup. Daun itu menyejukkan. Mengayomi dan menentramkan.
Daun itu tawazun
(seimbang). Ia tidak berlebih – lebihan. Karenanya ia tidak layu karena kelebihan
berproduksi atau pucat karena kekurangan makanan. Dan daun itu terus
berkontribusi. Kontribusi yang terus terjaga kontinyuitasnya hingga mati.
Kematiannyapun berprestasi. Dengan lebih dulu membentuk tunas baru. Bahkan
ketika ia harus kering dan gugur, keberadaannya dapat menjadi pupuk yang
menyuburkan tumbuhan yang pernah ditinggalinya…
Indahnya hidup jika filosofi daun
tersebut dapat terinternalisasi dan terimplementasi dalam setiap diri kita.
Kemandirian, produktifitas dan kebermanfaatan tentunya akan membuat hidup lebih
bermakna. Namun hati – hati, ada pula daun yang berduri, membuat gatal, beracun
ataupun menyebarkan bau busuk. Dan akhirnya pilihan itu ada di tangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar