Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;”Umroh ke umroh berikutnya merupakan pelebur dosa antara keduanya,dan tiada balasan bagi haji mabrur melainkan surge.”(HR. Bukhori: 1683, Muslim: 1349).
Haji mabrur memiliki beberapa kriteria:
Pertama: Iklash. Seseorang hanya berharap pahala Alloh, bukan
untuk pamer,kebanggaan, atau agar di panggil “pak haji” atau “ibu haji” oleh
masyarakatnya. Alloh Ta’ala berfirman: Mereka tidak disuruh kecuali supaya
beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan…(QS. al-Bayyinah[98]5)
Kedua: Ittiba’ kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam, dia berhaji sesuai tata cara haji yang di praktekkan oleh Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan menjauhi perkara-perkara bid’ah (perkara baru
dalam agama) dalam haji.beliau r sendiri bersabda:“Contohhlah cara
manasik hajiku.” (HR. Muslim: 1297)
Ketiga: Harta untuk berangkat Hajinya adalah harta yang halal.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sesunggunya Alloh itu baik, dia
tidak menerima kecuali dari yang baik” (HR. Muslim: 1015)
Keempat: Menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan, dan
penyimpangan. Alloh Azza wajalla berfirman:…Barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh
rofats [berkata-kata tak senonoh], berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di
dalam masa mengerjakan haji. (QS. al-Baqaroh [2]197)
Kelima: Berakhlak baik antar sesama, tawadhu’ (rendah
hati) dalam bergaul, dan suka membantu kebutuhan saudara lainya. Alangkah
bagusnya ucapan Ibnu Abdil Barr rahimahullah dalam at-Tamhid
(22/39):”Adapun haji mabrur, yaitu haji yang tiada riya’(ingin
dilihat),dan sum’ah (ingin di dengar) di dalamnya, tiada kefasikan,dan
dari harta yang halal.” (Latho ‘iful Ma’arif Ibnu Rojab hal. 410-419, Masa’il
Yaktsuru Su’al ‘Anha Abdulloh bin Sholih al-Fauzan: 12-13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar