STOP GRATIFIKASI KUA

STOP GRATIFIKASI KUA

Minggu, 07 Juni 2015

PROFIL KUA SALE: BAB II



GAMBARAN UMUM

  1. Sejarah Singkat dan Perkembangan KUA Kec. Sale

Keberadaan Kantor Urusan Agama Kecamatan Sale  telah  ada  sebelum jaman kemerdekaan, walaupun istilahnya saat itu lain.  Sangat dimaklumi bahwa pada saat pra kemerdekaan RI situasi keagamaan dan kehidupan beragama masih rentan oleh aturan kaum penjajah. Saat itu masyarakat Kecamatan Sale masih sedikit yang bisa mengamalkan ajaran agama dengan bebas. Hal ini lebih banyak disebabkan karena beberapa faktor. Adapun faktor yang paling dominan adalah kurangnya mereka dalam pemahaman ajaran Agama secara baik dan benar sehingga dalam pelaksanaannyapun masih enggan dan malu-malu. Disamping faktor tersebut tidak kalah pentingnya bahwa kaum penjajah sangat takut pada orang yang mengamalkan ajaran agama secara baik yang dimungkinkan kelak dapat mempersulit kedudukan kaum penjajah, sehingga karena tekanan penguasa mereka yang beragama Islampun enggan melaksanakan ajaran agama secara terbuka.
         KUA yang pada saat itu dipimpin oleh seorang kyai bernama K. Amsyar merupakan satu-satunya wadah pemerintah yang sengaja didirikan untuk menangani dan mengkordinir palaksanaan/pengamalan agama dan keagamaan merupakan salah satu wadah inisiatitif strategis yang sangat diharapkan oleh para tokoh agama untuk dapat menumbuh-kembangkan agama di Kecamatan Sale. Alhamdulillah berkat kegigihan dan ketelatenan Kepala KUA nya, KUA Kecamatan Sale  telah mampu menempatkan dirinya sebagai motivator untuk bertumbuh kembangnya agama dan keagamaan di Kecamatan Sale. Masa kepemimpinan K. Amsyar ini berakhir pada tahun 1945 berbarengan dengan tahun kemerdekaan.
       Kepemimpinan K. Amsyar selanjutnya dilanjutkan oleh seorang tokoh agama lain yang bernama K. Subadi. Tokoh pemimpin KUA yang kedua ini dirasa masih belum mampu membawa perkembangan agama di Kecamatan Sale secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh karena pada saat itu masih dalam situasi awal-awal  transisi kepemimpinan Nasional yang berimbas pada perubahan paradigma kepemimpinan ditingkat Kecamatan.
       Pada tahun 1950 kepemimpinan K. Subadi digantikan oleh tokoh agama lain yang sangat harismatik dan Hafidzul Qur’an yang bernama  K. Salamun. Ditengah-tengah kepemimpinan K. Salamun, Pada masa inilah atas usulan para tokoh Agama dan tokoh masyarakat Kecamatan Sale Kantor Urusan Agama Kecamatan Sale pindah ke tempat yang lebih baik dan dirasa lebih bisa independen, mandiri walaupun saat itu masih harus Kontrak di rumah perorangan yakni di rumah Bpk. Kasri. Dengan kepindahan tempat tersebut Kegiatan keagamaan diwilayah Kecamatan Sale dapat dirasakan sedikit-demi sedikit mengalami kemajuan yang cukup berarti terbukti dengan adanya kelompok pengajian, pendalaman pembacaan Alqur’an di beberapa langgar.
       Pada tahun 1966 Kepemimpinan dilanjutkan oleh K. Syahri. Sebagai generasi muda K. Syahri sedikit lebih kreatif  dan inovatif dibandingkan dengan beberapa Kepala sebelumnya. Lokasi dan bangunan kantor sebagai sentral aktivitas yang dirasa kurang representative untuk pelayanan masyarakat, sehingga merasa perlu untuk membuat gedung milik sendiri yang representative. Sebagai modal awal guna pembangunan  kantor  yang representative tersebut dibuatlah STICKER bertuliskan  ﻻ ﺍ ﻞﻪ ﺍ ﻻ ﺍ للﻪ Hal ini dilakukan sebagai upaya memasyarakatkan Kalimat Tahlil dan motivasi perjuangan pada masyarakat pada masa itu. Alhamdulillah dengan perjuangan berlandaskan pengabdian seutuhnya, keinginan K. Syahri tersebut berhasil. Terbukti pada tahun selanjutnya terwujudlah keinginan tersebut  dengan bukti berdirinya Kantor KUA yang berlokasi di Masjid Sale. Cita-cita K. Syahri tidak berhenti sampai disitu. Pada tahun 1976  ketika situasi politik dan pengamalan agama dan keagamaan sudah mulai membudaya di masyarakat  K. Syahri mempunyai ide untuk mempunyai Kantor yang lokasi dan bangunannya milik sendiri yang representative.
 Pada Tahun 1977 dengan bantuan dana dari Pemerintah Pusat, akhirnya K. Syahri mampu mewujudkan cita-citanya yakni mewujudkan sebuah kantor  yang terletak di Jalan Blora desa Sale Kecamatan Sale sampai sekarang. Kemudian pada masa Kepala KUA nya Drs. Zuhri, atas petunjuk Kasi Urais yang pada waktu itu dijabat oleh Drs. H. Wahid Hasby, beliau mengajukan Rehab kantor, yang terealisir pada tahun 2006.
Adapun perkembangan Kantor Urusan Agama [KUA] Kecamatan Sale dari segi organisasi dan pelayanan telah mengalami beberapa peningkatan yaitu antara lain :
a.    Kesadaran masyarakat sale dalam beragama meningkat, dengan bukti kualitas keimanan  dan ketaqwaan semakin mantap yaitu jumlah masjid sebanyak 30 buah dengan kondisi bangunan yang representative, demikian juga jama’ah haji semakin banyak jumlahnya dimana, tahun 2014  berjumlah 32 orang.
b.    Kesadaran masyarakat dalam beribadah sosial juga meningkat yaitu mereka mewakafkan harta miliknya untuk tempat-tempat ibadah maupun yang lain, sehingga tahun 2015 ini tanah yang telah diwakafkan sebanyak 48 bidang dengan 9.974,35 m2 dengan perincian kegunaan wakaf untuk:
Masjid             :    17 bidang,      luas  5.930,15 m2.
Musholla       :    23 bidang,      luas  3.014 m2.
Qubur islam :     -                       luas    -
Madrasah      :     7  bidang,      luas  1.324,20 m2.
Tpq                 :     -                       luas    -
Ponpes          :     1  bidang,      luas      246 m2.
Yang telah bersertifikat sebanyak 36 bidang dengan luas 8.252 m2, sedangkan yang belum bersertifikat sebanyak 12 bidang dengan luas 1722,35 m2.
Begitu juga dalam segi pendidikan telah mengalami peningkatan.
Hingga tahun 2015 ini kecamatan Sale mempunyai lembaga pendidikan sebagai berikut :
PAUD             :  23
TK                   :  20
RA                  :    3
TPQ                :  30
SD                  :  20
MI                    :    2
SMP               :    4
MTs                 :    1
SMA               :    1
SMK               :     1
MA                  :    1
Madin             :  16
PONPES       :     -
Dalam struktur organisasi KUA Kecamatan Sale juga mengalami pergantian Kepala / Pimpinan beberapa kali adapun nama-nama kepala  KUA Kecamatan sale yang pernah memimpin yaitu :
  1. K. Amsyar                  (Pra Kemerdekaan-1945)
  2. K. Subadi                   (1945-1950)
  3. K. Salamun               (1950-1966)
  4. K. Sahri                      (1966-1990)
  5. K.  Ahmad                   (Plt.  1990 ) 
  6. K. Zainu                       (1990-1996)
  7. Drs. Atho’illah             (1996-1999)
  8. Drs. Ahmad Amin      (1999-2003)
  9. KH. Subakir, SH     (2003-2004)
10.   Drs. H. Zuhri                           (2004-2006)
11.   H. Amin Musa, SH     (2006-2008)
12.   M. Afiq, SH                  (2008-2013)
13.   Suryanto, S.Ag.          (2013 –sekarang)
Sedangkan jumlah tempat ibadah di kecamatan Sale yaitu:
Masjid          :  30
Musholla    :  16
Langgar      : 185
Gereja         :     2
Kapel           : -
Vihara         : -
Pura            : -
Klenteng     : -


  1. Keadaan Geografis dan Demografis

KUA Kecamatan Sale terletak di jalan raya Blora Km 01 Sale Rembang. Kecamatan Sale mempunyai wilayah 15 desa yang berbatasan dengan daerah lain :
Sebelah Utara    : Kecamatan Sedan
Sebelah Selatan      : Kecamatan Bogorejo Blora
Sebelah Timur    : Kecamatan Jatirogo Tuban
Sebelah Barat    : Kecamatan Pamotan
Penduduk yang mendiami wilayah Kecamatan Sale merupakan penduduk yang heterogen. Hal tersebut dapat dilihat dari data statistik kependudukan Kec. Sale. Dengan jumlah penduduk sebanyak  36.614 jiwa dengan rincian pemeluk agama sebagai berikut:
1. Penduduk yang beragama Islam         : 36.535
2. Penduduk yang beragama Kristen      :       57  
3. Penduduk yang beragama Katolik       :       20 
4. Penduduk yang beragama Budha       :         2
5. Penduduk yang beragama Hindu        :         -
6. Penduduk yang beragama Konghucu      :                -
Dari data di atas, Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk oleh penduduk wilayah Kecamatan Sale, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap prosentase pelayanan pernikahan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sale.
Jumlah peristiwa NTCR tahun 2014 :
Nikah             : 357               cerai   : 23
- Luar Kantor : 266               Rujuk :    -
- Kantor          :   91                Talak :    1
Jumlah pengantar pengantin (Mudin pengantin)di wilayah Kecamatan Sale sebanyak 16 orang dan kesemuanya tidak ber SK . Sedangkan Jumlah penyuluh Agama Islam Non PNS berjumlah 7 orang.
Jumlah Ulama’ 41 orang,  jumlah khotib 150 orang, jumlah muballigh 12 orang, jumlah ORMAS 3 buah, jumlah perawat jenazah putra 37, orang jumlah perawat jenazah putri 27 orang, jumlah orang yang qorban 136 orang dan yang menerima qorban berjumlah 9.234  orang.
Adapun wilayah Kecamatan Sale terbagi ke dalam 15 desa, yaitu:
1.    Bancang                 9. Wonokerto
2.    Mrayun                   10. Sumbermulyo
3.    Ngajaran                 11. Tengger
4.    Tahunan                12. Bitingan
5.    Gading                    13.Pakis
6.    Jinanten                 14. Rendeng
7.    Joho                                    15. Ukir
8.    Sale

  1.  Mata Pencaharian

Ada beberapa hal yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk sebuah wilayah, diantaranya adalah keadaan tanah wilayah itu sendiri, tingkat pendidikan dan jauh tidaknya rumah penduduk dengan lokasi industri.
Wilayah Kecamatan Sale merupakan wilayah yang terdiri dari daerah kawasan  hutan jati, perbukitan,  pedesaan, persawahan dan perkebunan, namun meski demikian jenis pekerjaan penduduknya heterogen. Ada sebagian penduduk Kecamatan Sale yang bekerja sebagai  petani sawah dan penggarap kebun, buruh, sopir, pedagang, anggota Polri/TNI dan PNS. Namun ada juga yang berprofesi sebagai pengrajin, tukang,  buruh pabrik, guru, dan wiraswasta.
Dilihat dari letak geografis dan demografisnya menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Sale bermata pencaharian sebagai petani serta sebagian lain PNS, TNI/Polri dan Swasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar