بسم الله
الرحمن الرحيم
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri, atau mengasingkan
diri dari kehidupan bermasyarakat. Dengan dasar penciptaan manusia yang memikul
amanah berat menjadi khalifah di muka bumi, maka Islam mmemerintahkan umat
manusia untuk saling ta’awun, saling tolong menolong, untuk tersebarnya nilai
rahmatan lil alamin ajaran Islam.
Maka Islam
menganjurkan umatnya untuk saling ta’awun dalam kebaikan saja dan tidak
dibenarkan ta’awun dalam kejahatan.
Oleh karena
itu manusia selalu memerlukan orang lain untuk terus mengingatkannya agar tak
tersesat dari ajaran Islam. Allah SWT mengingatkan bahwa peringatan ini amat
penting bagi kaum Muslimin.
“Dan
tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman”(QS.Adzariyat:55)
Hendaknya
umat Islam mengerahkan segala daya upayanya untuk senantiasa mengadakan
tashlihul mujtama’, perubahan kearah kebaikan.
1.
Silaturahim
Islam
menganjurkan silaturahim antar anggota keluarga baik yang dekat maupun yang
jauh. Islam bahkan mengkategorikan tindak pemutusan silaturahim adalah termasuk
dosa-dosa besar. “Tidak masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim”(HR.Bukhari-Muslim).
2.
Memuliakan tamu
Tamu dalam
Islam mempunyai kedudukan yang amat terhormat. Dan menghormati tamu termasuk
dalam indikasi orang beriman. “...barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”.(HR Bukhari-Muslim)
3.
Menghormati tetangga
Hali ini
juga merupakan indikator seseorang telah beriman ata belum. “....Barang
siapa yang beriman kpada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan
tetangganya”(HR.Bukhari-Muslim)
4. Saling
menziarahi
Rasulullah
SAW sering menziarahi para sahabatnya, diantaranya pernah berkunjung ke rumah
Qois bin Saad bin Ubaidah dan mendo’akan: “Ya Allah, limpahkanlah shalawatMu
buat keluaraga Saad bin Ubadah”.
“Abu
Hurairah RA berkata: Bersabda Nabi SAW’”Ada seorang berziarah pada temannya di
suatu kampung, maka Allah menyuruh malaikat (yang menyerupai manusia)
menghadang di tengah jalannya dan ketika bertemu malaikat bertanya’”Hendak ke
mana engkau?”. Jawabanya’”Saya akan pergi berziarahkepada seorang teman karena
Allah di kampung itu”. Maka ditanya,”Apakah engkau merasa berhutang budi
padanya atau membalas budi kebaikannya?”, jawbnya,”Tidak, hanya semata-mata
kasinh sayang kepadanya karena Allah”. Berkata malaikat,”Saya utusan Allah
kepadamu, bahwa Allah kasihkepadamu sebagaimana kau kasih kepada kawanmu itu
karena Allah”.(HR.Muslim)
5. Memberi
ucapan selamat
Sesungguhnya
ucapan selamat terhadap suatu kebaikan itu mrupakan hal yang dilakkukan Allah
SWT terhadap para nabiNya dan kepada hamba-hambaNya yang melakukan amalan
surga. “Sampaikan kabar baik kepada mereka yang suka mendengarkan nasihat dan
mengikuti yang baik daripadanya”(QS.Al Maidah: )
6. Peduli
dengan aktivitas sosial
Orang yang
peduli dengan aktivitas orang di sekitarnya, serta sabar menghadapi resiko yang
mungkin akan dihadapi adalah lebih baik dari pada orang yang pada asalnya sudah
enggan untuk berhadapan dengan resiko yang mungkin menghadang, sehingga ia
memilih untuk mengisolir diri dan tidak menampakan wajahnya di muka khalayak. “Seorang
mukmin yang bergaul dengan orang lain dan sabar dengan gangguan mereka lebih
baik dari mukmin yang tidak mau bergaul serta tidak sabar dengan gangguan
mereka”(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Ahmad)
7. Memberi
bantuan sosial
Orang-orang
lemah mendapat perhatian yang cukup tinggi dalam ajaran Islam. Kita wajib
memperhatikan dan mengentaskan orang-orang yang berkatagori lemh tersebut,
bahkan seorang Muslim yang tidak peduli dengan orang lemah adalah termasuk
dalam orang yag mendustakan agama.
“Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama?, Itulah orang yang menghardik anak yatim,
dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin".(Al Maa’un :1-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar